Posts

Showing posts from February, 2007

Cerpen icchankamin

Negeri Kaya Tukang Cerita (Icchank Amin) Suatu ketika datang kabar angin nun jauh disana. Tentang sebuah negeri bertaburan emas. Negeri kaya dengan impian, harapan dan kebahagiaan. Tanahnya subur, rindang oleh pepohonan, juga ada taman-taman surgaloka, dipenuhi bunga warnawarni yang cantik dan mewangi yang dijaga oleh bidadari-bidadari khayangan. Pokoknya tidak ada gontokgontokan disitu, tak ada bantai-membantai. Desasdesus mengenai kabar angin itu berkembang kembali menjadi perbincangan hangat di warung-warung kopi, warung Tegal, tukang becak dan bahkan cerita mirip dongeng itu terdengar di telinga para pejabat dan pengusaha di hotel-hotel berbintang tempat pertemuan mereka. Kabar itu muncul kembali setelah warga masyarakat lama merindukan kabar baik tentang cerita, kabar, dongeng yang diharapkannya jadi kenyataan. Maklum di kota Aneh Tak Bertuan itu, terbentuk dengan aneh karena semua penduduk seperti tuan di rumah sendiri tak kenal siapa kawan yang penting bisa makan. Jadilah kota i

cerpen icchankamin

Percakapan Tinta Makassar 12 Maret, 2006 Jangan biarkan kepalamu berpikir untuk Menulis, pikirkanlah bagaimana menggerakkan pena Sehati dengan tintanya, membentuk huruf, kata, kalimat, Paragraf, lembaran dan mencipta sebuah buku. Hasil karya nan elok kaupandang hingga maut menanti Mewarisi gading dibaca anakanak cucu adam kelak (anonim) Suatu hari di catatan ini, karena lama tak menulis dan berbicara dengan tinta pena hitam, sahabat kesunyian, pelepas kegelisahan… Saya lupa bagaimana caranya menulis dengan tinta pena, menulis huruf awal saja sudah seperti anak SD yang mirip cakar ayam seperti baru belajar menulis. Andai saja guru menulis indah, semasa SD melihat catatan jelek ini mungkin saya akan kena pukul oleh sang guru yang galak. Saya rindu menulis sesuatu, memang bukan profesi yang menjanjikan Namun saat ini menulislah yang dapat kulakukan. Kalau dahulu setiap satu kalimat yang lahir dari tinta pena yang berwarna hitam ini. Saya selalu berhenti untuk jeda sesaat, sekedar merokok

Filosofi Kopi, Perjalanan Hidup dan Pertanyaan ''Kenapa', 'Bagaimana'

Mungkin sedikit berhubungan Kopi yang baik tak hanya bergantung pada citarasa. Cerita tentang racikan Robusta diseduh dan dicampur aroma arabika, tak sebanding dengan suasana...... // Hidup itu bukan untuk kerja. Tetapi kerja adalah untuk hidup. Dijamin kalo hidup untuk kerja, yang ada hanyalah bagaimana menambah dan memperbanyak kekayaan. Kalau kerja adalah untuk menopang hidup, yakin saja kreatifitas akan lahir dari situ..... // Bukankah hidup juga butuh jalanjalan, mencari ketenangan dan inspirasi kemudian melahirkan pertanyaan 'Bagaimana', bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Pertanyaan 'kenapa' hanya muncul pada filosofi mendasar kenapa hidupku begini, atau kenapa hidup saya cuma kerja melulu.. // Kebanyakan dari tokoh dunia menemukan segala sesuatunya dari sebuah kebetulankebetulan, biasanya bukan dari sebuah rencana. Melihat kegagalan adalah sebuah pelajaran berharga.. 'Kenapa' lalu 'Bagaimana' Sebut saja si 'eureka-eureka' dia

Lagi seorang Jurnalis Tewas.....

Nyawa lebih berharga dibanding sebuah berita........ Suherman, kameramen Lativi itu kini sudah berada di Alam Baka. Pekerjaan yang ia lakoni berakhir saat melaksanakan 'tugas suci' untuk meliput kapal Levina I yang terbakar di Tanjung Priok perairan Bekasi. Suherman bersama sejumlah kameramen naik keatas kapal Levina, tak lama setelah itu kapal oleng dan nyaris tenggelam. Ketika kepanikan berlangsung, Suherman dan Kameramen SCTV Muh Guntur lompat ke laut tanpa menggunakan peralatan standar. Suherman meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit. Muh Guntur belum ditemukan hingga saat ini... Itulah jurnalis.. kerja berat ibarat deadline kecepatan harus cermat Tapii ia tewas tak disangka melaksanakan 'tugas suci' pengabar informasi (wartawan makassar turut berduka...Anjungan pantai Losari 'SolidaritasWartawanMakassar)

Episode II (Cerita Pejabat OmongKosong)

Petruk Jadi Bebek petruk jadi bebek kala mengucap "blablabla dan bla semua beres" tandatangan pelancar bisnis pelicin izin jadi pamungkas atau sebut saja nama ini pejabat itu keluarga ponakan om satu kakek beda nenek pasti mulus sim salabim abrakadabra.... petruk jadi bebek simeleketehe ucap meneketehe sewa pengacara si tukang bicara alakazam.. petruk betulbetul jadi bebek di dalam kandang vonis penjara

Mengingat-Nya lagi

Usai sholat Jumat pukul satu siang.... terasa berat meninggalkan masjid jumat ini menjadi yang terbaik lagi khusyuk rasanya sholat sama warga biasa khutbahnya smangat dan bikin haru sesaat membikin aku mengingat-Nya mudahmudahan mengingat-Nya tak hanya sesaat

Sang Raja Menunggu Janji

di bibir sungai kecil gelap dalam semak sebuah hutan tak belantara seseorang berteriak, "LLama lama lama" sendiri ia termenung menunggu mereka lagi dihukum pada prosesi anggota baru tak jauh dari sungai kecilterdengar teriakan 'tunggumikakak 'termenung ia menunggu di kegelapan hanya menatap bintangdan menghitung sebisa mata menangkapnya akhirnya datang juga"slamat malam kakak" serentaknya sewaktu tiba di Pos IV berenam di suruhnya duduk mereka dengan ia didepannya bak raja yang dihormati sang raja menyuruh merekalepas lelah setelah hukum fisik dengan tatap bintang dan bernyanyi juga tentang bintangbintang ciptaan Titik DJ "Bintangbintang sinarkan cahyamuuu.." ada juga yang bernyanyi "bintang di langit kerlip engkau..." "Bintang kecil dilangit yang biruu..." selepas bernyanyi sebiji kue di bagi enam untuk dijaga tetap utuh sebagai tanda percaya mereka akan datang di pertemuan berikutnya maka sang raja menunggu mereka membawa kue

hahaha jujur

bisakah kita mengucap satu kata jujur tak hanya membincang berapa banyak kita dapat per bulan per tahun berapa banyak kita memanfaatkan atau berapa kali kita berbohong suatu waktu kita berbagi suatu kali kita jadi lawan sebatas inikah kepercayaan atau kita berteman hanya skedar hahahaha saja Berapa banyak yang kutinggal hanya demi kepercayaan tak usah hitung soal idealisme jangan pikir soal uang ucap kata jujur saja sudah cukup itu bukan sekedar hahaha saja

Seikat Permen dan Janji

“Anakku yang manis, ayah dan ibu akan membelikanmu seikat permen. Asalkan kamu berjanji untuk menjadi anak yang suka berderma kepada orang lain. perhatikanlah pengemis itu, kuberitahu kamu anakku ia bukan pengemis... bisa saja ia malaikat yang mengawasi kita”. kata ayah kepada si anak, sementara ibunya mencubit pipi si anak semata wayang. di sebuah pasar yang tepat bagi mereka bertiga sekeluarga melepas kepenatan sekedar mencari bahagia selang lima belas menit kemudian di depan mata sang anak, ayah dan ibunya mati dibunuh orang tak dikenal masih memegang seikat permen pemberian ibu dan bapaknya "kan kutunjukkan seikat permen kepadamu anakku, buah janji dari ibu dan bapakku yang mati bahwa aku penderma, aku menjadi apa yang diharapkannya kupelihara seikat pemen itu nak sebagaimana kupelihara janjinya........ "anakku entah apa yang kau pinta skarang slalu kupenuhi apakah bapak dan ibumu juga harus mati anakku, seperti kakek dan nenekmu hanya karna tak ingin kau menja

Kini, Orang Mati Berebut Kapling

Berbicara orang mati adalah berbicara iringiringan jenasah Konvoi kendaraan, setiap hari di jalan Urip Sumoharjo Berbicara orang mati adalah tak semenarik membincang Pilkada Di pojok warungwarung kopi kota Makassar Berbicara orang mati adalah ramai ucapan dukacita Keluarga besar si Anu, di surat kabar Berbicara orang mati adalah juga tak semenarik lirikan sewa ruko Di pojok bawah surat kabar sebab lahan untuk kubur jadi kurang Berbicara orang mati mulai kini, nanti atau skarang Adalah berbicara tentang lahan sempit untuk liang lahat Siap uang untuk sepetak tanah kubur Karena tanah petak tak gratis lagi sediakan pemerintah Untuk sebuah daging tak bernyawa Bukan jangan cepat mati sdikit kapling masih tersisa halaman rumah di kampung halaman kini orang mati juga ikut berebut lahan Jangan mati di kota, karena lahan tlah habis karna ruko, jalan dan flyover untuk binatang bermesin tak berotak memakan lahan untuk parkir Butuh biaya transfer jenasah Tentu belum hitung macetnya biaya iringiring

Cerita Pejabat yang omongkosong

Petruk kaget, di kayangan ia disambut bagai raja dewa Maka memerintahlah ia dengan caranya sendiri Para dewa diajaknya minum arak. Gamelan Lokananta di tabuh mengiringi Tayuban Para bidadari cantik dijadikan ledek Batara Yamadipati dipacak menjadi pangegong dan Batara kali jadi pangendang Kayangan terbenam dalam pesta…….. (potongan feature sindunata ‘Petruk Jadi Guru’, wartawan kompas)

Objek Humanisme Dalam Jurnalisme

Bagi Sindunata…Pekerjaan pertama seorang Jurnalis adalah pekerjaan kaki, baru kemudian pekerjaan tangan berupa tulismenulis Pilihan kata yang lincah, mengalir bahkan Terkadang dengan metafora tak terduga Tapi tidak bias adalah perihal seni menulis Jurnalistik… Jurnalisme kekinian bukan lagi hanya sekedar Mendeskripsikan perbuatan lahiriah manusia Tetapi lebih dari itu, juga menampilkan spiritualitas Hingga pergulatan batin yang mendalam pada persoalan humanis Oleh karenanya.. Jurnalis memposisikan diri Bukan lagi sebagai pelapor tetapi menjadi Pribadi yang ikut laku dan lelaku (Tirakat dan keprihatinan) Dari mereka yang diwawancarai berdasarkan peristiwa yang diamati Seorang jurnalis hendaknya berguru pada sumber tulisannya baik dari nara sumber maupun berguru pada pengamatannya

dasar sms

*^ “( . ) ( . )” .,. .’.,.( O O ).,.’ . ((;;‘(______) ;;‘)) “.,,‘’.,,‘____’.,,‘’.,, “.. ini gambar kodok ato monyet....

Mengandai Korupsi Itu Adalah Mesum

Image
Seandainya korupsi itu mesum, yang ada undangundang anti Imej, disdkung dengan PERDA malumalu dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah serba terbuka.... gimana yaa.. maka tak ada lagi kedok..dibalik topeng si Anu

Malaikat dan Perenung

selepas malam malaikat berbaik hati menyediakan ruang untuk melepas penat di kesunyian,.. cahaya hati mungkin dikenal sebutan kalbu berbicara tentang kegelisahan, harapan, impian atau yang mendekati impian Perenung kesunyian tak pamrih harap ia di dengar Sang Malaikat Si perenung kesunyian juga tak tau apakah ungkapan kegelisahan adalah ibadah atau bukan ia hanya tau Sang Malaikat selalu berada di sisinya sebagaimana yang di dongengkan ibu, bapak dan guru agamanya si perenung hanya berandai selalu tentang yang baikbaik

cuma ini yang bisa kutulis sekedar pikiran..

‘Mengutakatik dan Membolakbalik’ Ilmu HI Mengutakatik sebuah ilmu, apalagi yang namanya Ilmu Hubungan Internasional adalah bukan persoalan gampang. Namun karena rumitnya Ilmu HI, dalam pandangan penulis, maka memulainya tentu harus diawali dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim. Apalagi penulis yang hanya memiliki modal sedikit dan pengetahuan mengenai HI yang apa adanya. Namun biasanya yang sedikit-sedikit, mampu mengurai secara jujur dan mengurai dengan cara yang sederhana pula. Mencoba menyelami lebih dalam tentang HI, ujung-ujungnya ibarat sekeping logam dengan dua sisi yang berbeda, tetapi masih memiliki keterkaitan. Membahas Ilmu Hubungan Internasional sama halnya ibarat membahas isi lautan yang maha luas, tentu dengan beberapa pertimbangan pembatasan. Pembatasan tersebut harus memiliki keterkaitan dengan bidang ke-HI-an tentunya. Ilmu Hubungan Internasional, sekilas merupakan sebuah bidang ilmu yang membahas hubungan antar negara, non negara, bangsa ataupun person yang melintasi