Posts

Showing posts from 2008

ssssttt judulnya penjaga rahasia

Ia satpam tapi bukan satpam, penjaga pintu kadang-kadang membuka pintu kepada tamu yang masuk tapi juga bukan, cleaning service yang bukan tukang sapu. Setiap hari melayani tamu yang mendaftar tapi juga bukan tiap hari. Hingga kini ia masih bingung profesi apakah yang djalaninya kini. Sehari-hari rutinitas berulang selalu dilakukannya. Dilakukan dengan sabar, menunggu pelanggan yang itu-itu juga. Tak jarang ia tahu gerakgerik pelanggannya dengan melihat mereka dari depan pintu kaca riben yang dilapnya seharihari di waktu pagi. Tak jarang pula ia mengobrol dengan pelanggan ini hingga lupa waktu. Lupa mengobrol itu menyenangkan, lupa menjadi satpam itu sungguh nikmat, lupa setiap hari dia harus menjadi tukang sapu untuk abu rokok yang tumpah tanpa asbak. Barangkali juga lupa arti melayani ketimbang mengucap pelan “SSSSTTT, jangan ribut, SSSttt jangan keraskeras” Ia tidak bego tentu saja, karena tuhan baginya adalah satu yang maha ituitu juga. Ia ingat suatu kali pernah dimarahi oleh ayah

ibu-pengantar bambu

Sandal karet yang hampir putus tidak mengikis semangatnya mendorong gerobak bambu dari jalanan beraspal. Tapi bukan itu yang dipikirkannya. Tak memakai sandal sekalipun ia tetap mendorong lima buah bambu diatas gerobak dan jalan beraspal. Usia tua rambut panjang beruban dan disanggul juga berketombe karena tak mampu beli shampo dibawah terik matahari, juga tak dipikirkannya. Ia perempuan yang tidak peduli kelamin mencari sesuap nasi, dari juragan bambu. Saban hari meminta seember air di seberang gubuk reog miliknya. "Ibu Ludya-Ludya", kami menyapanya. Karena uang lima ribu perak jerih payahnya jatuh dari kantong celana pendek yang usang dengan tetes keringat seharian. Agak pikun mencari uang itu, memikirkan seorang cucu butuh susu dan seorang anak butuh uang, biaya baju olahraga di sekolah STM. Menghidupi seorang cucu dan dua orang anak dengan sandal yang terkikis setiap hari oleh jalanan beraspal dan terik matahari. Adakah mereka memikirkanmu.. Hari dimana kami menyebutmu..

Karya Bagus Juga Berangkat dari Rasa Cemburu

Saya tidak biasa mengumpat. Tetapi terbiasa menyindir dengan bahasa yang satire. Itupun dengan satire yang halus-halus sangat. Meminjam istilah Malaysie yang halus itu. Cuma barangkali saya terbiasa menyinggung dengan bahasa yang menurutku halus sangat itu, tidak mudah dimengerti orang. Bahasa satire saya itu juga pas-pasan untuk ukuran puisi atau sajak, juga cerpen. Sesekali satire itu juga biasa saya salurkan melalui artikel yang menyindir dengan berbagai perumpamaan. Entah dimengerti atau tidak, namun seperti itulah mengkritik yang baik melalui tulisan. Jika dibandingkan dengan kritik terbuka, melalui puisi atau sajak yang lurus-lurus saja. Sayakira itu bukan lagi sebuah satire, namun betulbetul mengumpat. Saya mengambil contoh puisi terbuka dari Asdar Muis RMS, ataukah seseorang yang mengatasnamakan penyair semisal Andhika Mappasomba adalah dua ‘penyair’ yang menurut saya bukan penyair. Bahasa-bahasa puisi seperti itu masih bisa dilakukan oleh seorang anak SMP sekalipun. Karena itu

Menulis seperti halnya berpacaran

Beban menulis, adalah sesuatu yang memuncah di kepala kadangkala membuat saya tidak bisa tidur dengan tenang. Itulah susahnya membuat janji dengan diri sendiri. Hati-hati dengan hal-hal yang seperti itu. Semisal anda berencana membuat tulisan dengan deadline sebentar malam yang betulbetul harus sebentar malam. Biasanya kita sangat tidak mudah menepatinya. Untuk memenuhi janji-janji seperti itu, kalau saya hanya menyiasatinya dengan menulis sebaris dua baris. Meski terkadang tidak sama sekali. Padahal, begitu banyak ide dikepala yang beterbangan seperti kunangkunang ilusi. Tapi tetap saja saya tidak bisa menangkap kunang-kunang itu. Menulis dengan hati tentu saja berbeda menulis dengan deadline. Tetapi akan sungguh memuaskan jika menulis dengan hati dan deadline yang tepat waktu. Seorang jurnalis berbeda dengan seorang penyair. Tetapi bukan tidak mungkin jika seorang penyair juga memenuhi deadline layaknya seorang jurnalis. Itu sungguh luarbiasa. Saya paling sering menyiasati janji menu

kisah pengamen memaksa

ada kucing mengembek, itu kambing namanya ada kambing mengeong itu kucing namanya tapi jika ada orang mengeong dan mengembek namanya kucing dan kambing bego' seperti itulah pengamen losari

pengamat dan contreng

Saya menyukai teori. Karena tertantang mengapa bisa mereka yang oleh kita selalu mematok darisitu. Tapi saya tidak sependapat teori selalu ilmiah tanpa pernah melihat yang ilmiah itu, seperti apa. Seperti di bangku kuliah saja. Petani punya teori sendiri, nelayan juga punya teori sendiri. Apalagi tukang kayu punya teori sendiri yang tidak selalu serupa dengan si ahli yang memiliki teori yang Wahhh. Tetapi, saya juga ingin sekolah. Sekolah yang tidak hanya memberi teori. Beberapa orang, bahkan anda barangkali sependapat dengan saya menyamakan si ahli dengan tukang kayu adalah dua hal yang berbeda. Itulah sebabnya saya sedikit membenci pengamat. Sepenuhnya mereka selalu melandasi berdasarkan si ini dan si anu. Lihatlah pengamat yang ada di koran-koran kita. Mereka hanya menggambarkan, bukan melihat langsung atau paling tidak menelitilah keadaan sebenarnya. Pengamat seperti halnya Mencontreng-sebuah istilah pemilu yang universal membingungkan, adalah dua hal serupa yang berpotensi membodo

..siklus..

tunggulah nanti, akan kembali lagi hujan juga tak selalu datang begitu juga gerimis dan pelangi tak selalu kautemukan mereka kembali ke peraduannya seperti pasangan kutilang yang mencari peraduan baru kapan-kapan kita bertemu seperti siklus.. yang datang dan pergi tentu saja ada yang berbeda disitu

..belajar..

diatas awan masih ada yang lebih tinggi.. camkan itu. betul juga kata mereka. Semakin banyak kita mengetahui tentang sesuatu semakin merunduklah kita. Saya masih mengingat cerita tentag ilmu padi, dari seorang guru filosofis tentang pelajaran yag satu itu. melalui otodidak yang luar biasa, ditambah lagi latar belakang pendidikan alam yang didapatnya.. Barangkali dia itu seperti pemikir Fritjof Chopra, berperilaku layaknya pelayan yang rajin bertanya, atau kadangkadang ditengah malam bisa berubah menjadi seorang sufi... susahnya menjadi seseorang yang seperti itu... belajar belajar belajarlah.. hehe, tetap semangat.

blog seperti bantal tidur saya

saya tidak akan pernah menyesal mengenalnya. berawal tiga tahun lalu, iseng mengutakatik email dan nge browsing .. seorang teman chatting saya mencoba menyarankan membuat blog. awalnya saya tidak menganggapinya dengan serius. Namun ketika seorang teman belajar menulis juga lagilagi menyarankan hal yang sama. keesokan harinya, karena penasaran saya pun membuatnya. Dan sejak sedari tahun 2005 lahirlah blog ini. sebuah tempat peristrirahatan yang menyenangkan kukira. Ya seperti itulah gambaran awal saya mengenai blog. sebuah temt mandi, tempat umpat atau juga tempat berkhayal dalam ruang perenungan yang amat sangat. saya pernah merayakan hari dimana tulisan saya sudah mencapai seratus tulisan. Meski, tidak semua dalam bentuk tulisan panjang seperti cerpen atau artikel lainnya. namun saya tetap terperanjak mengingat lembaran waktu dimana saya berkenalan dengan blog yang menjadi teman hidup. lalu setelah penghargaan orang lewat tulisan ngeblog semakin dihargai. maka sepertinya saya wajib me

dongeng ayah

jangan pernah memercayai dongeng ayah yang itu-itu juga sebab ingin membuatmu tidur dan tidak rewel bertanyalah perihal yang dibuat-buatnya semisal ia bertemu buaya kembarnya di sungai juga tentang dukun sakti kampung yang mengobatinya Namun ada saat ketika ia pergi dan orang-orang berdatangan di pemakaman Dongeng itu benar adanya Seperti janji yang pernah diucapnya

Meditasi Zen

Image
Dari dulu saya paling suka Agama Budha atau sejenisnya. Meski saya seorang muslim, membandingkan keterkaitan antara kesederhanaan Sang Budha dan Kesalehan Nabi Muhammad SAW bisa jadi masuk akal. Karena itu, sejujurnya saya lebih mudah memahami kesederhanaan Budha.. yang bersifat perilaku dan pikiran.. beruntunglah saya karena saya terhenyak dengan tulisan jalan sejati yang saya kutip dari kawan saya_Adam Kurniawan : Jalan sejati itu tidaklah sulit sekiranya anda tidak memungut dan memilih. Tak pula mencintai atau membenci, dan anda akan mengerti dengan jelas. Menyimpang serambut saja, dan anda terpisah jauh darinya bagai langit dan bumi. Jika anda ingin jalan itu tampak, janganlah menyokong maupun menentang. Menyokong dan menentang saling bertolak belakang. Inilah penyakit pikiran. Tanpa mengenali prinsip misterius ini sia-sialah berlatih keheningan. Jalan itu sempurna bagaikan angkasa raya, tanpa kekurangan, tanpa kelebihan. Karena menggenggam dan menolak, anda tak dapat mencapainya.

saya tidak marah karena kamu milik..

Saya tidak akan membencimu PLN. Karena kau milik negara yang diperuntukkan rakyat kepada rakyat dan hanya untuk rakyat, Ingat itu !!! Syahdan, saya mengingat lagi ceritacerita semasa sekolah dasar dulu.. Setiap kekayaan negara yang pundipundi vital, terkecil sekalipun dan menghasilkan uang, dipelihara oleh negara.. saya masih mengingat pasalnya dan detil pembacaan 'undang-undang dasar negara republik indonesia.blabla...'. Tapi waktu itu, jujur saja saya belum mengerti kekayaan negara yang vital dan dipelihara oleh negara itu apa. kalo emas emank vital dan bisa membuat kaya negara kenapa bukan untuk rakyat. Saya tidak mengerti banyak tentang energi, bahkan energi listrik sekalipun yang bisa dihasilkan dari berbagai varian pembangkit pun juga tak menyentuh keingintahuan saya. Yang saya tahu sumber vital dikuasai oleh negara demi masyarakat boanyak... boanyak lho, kalo di Indonesia penduduknya kurang lebih 250 jeti membutuhkan energi listrik.. Coba bayangkan jika terjadi pemadaman

menyindir 'rahim'

Sudah kukatakan, kita tidak pernah bisa memilih di rahim mana akan di lahirkan.. Tapi percayalah, barangkali takdir masa lalu yang membuat kita seharusnya lebih memacu diri untuk selalu berusaha. Barangkali semisal saya yang dilahirkan di rahim anak seorang petani memiliki masa lalu begitu buruk penuh dosa dan hina ini harus menanggungnya dan ditempakannya aku di rahim ibuku yang hanya seorang petani. Saya percaya tuhan, tentu saja. Jangan pernah melihat anak seorang dokter lalu kau mencacinya dalam hati, hanya karena dia dilahirkan di rahim seorang dokter pula. Kau berkata mereka hanyalah orang-orang beruntung. Tapi menurutku tidak. seperti halnya saya yang dilahirkan di rahim seorang petani. Anak seorang dokter yang kau caci maki itu memiliki takdi masa lalu yang mengesankan di mata Tuhan barangkali. Saya hanya ingin mengatakan barangkali kita semua punya kehidupan masa lalu, entah yang kelam entah yang mengasankan dan penuh amal. Dan barangkali pulalah kita menanggung semuanya- di

komputer no 6..

ada seseorang... saya lupa namanya. seringkali bercerita juga tentang seseorang yang..juga saya lupa namanya. Tapi seseorang yang pertama tadi adalah lelaki saban kali mengunjungi saya berkeluh kesah tentang seseorang yang dipikirkannya, perempuan. saking rajinnya berkeluh kesah dia lupa waktu dan lupa segala-galanya. Lupa bahwa dia tak pernah merokok sebelumnya, tak pernah mabuk sebelumnya, pernah khusuk ibadah sebelumnya, hingga lupa kapan terakhirkali dia makan malam sebelum bertemu dengan saya. Dia paling mengingat detil perempuan yang dikeluhkesahkannya itu. paling ingat perempuan itu khusuk ibadahnya ,ingat bersahaja sikap dan tutur katanya, paling ingat dua tahun kedepan dia akan memilih perempuan itu sebagai pasangan hidupnya ....... sampai disini cerita saya, bisakah anda menebak apa yang terjadi dengan si dia lelaki itu... oohh... sampai detik ini saya juga tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki itu. saya ditinggalkan dengan tiba-tiba, dalam keadaan hidup dan bernyawa deti

......

ternyata memikirkan perempuan bukan sesuatu yang sepele itu sebab kenapa Tuhan menciptakan kita berpasangpasangan supaya kita saling percaya, dan bersandar satu sama lain juga sebab kenapa kita berijab kabul supaya tak ada lagi awas yang membuatnya tidak sepele slamat buat kalian yang telah mengijab kabul. ya, yang belum saya juga mengucap doa smoga..

..

tidak ada akhir dari perjalanan ini kawan.. yang ada hanya ujung perjalanan. itupun tidak berakhir kawan. hanya singgah sesaat seperti terminal kukira..

..setengah perjalanan..

jangan menunda segala sesuatunya juga jangan berhenti memikirkannya semua ada jalannya, saya juga tidak tahu jalan yang mana karena itu saya mencari tahu dengan tidak menunda dan selalu memikirkannya

lebaran

selamat berlebaran.. jangan membuat gaduh merenunglah dahulu semoga kita berjumpa lagi di rhamadan dan lebaran berikutnya selamat lebaran..

kelak diatas ranjang..

suatu saat dia juga akan mengecup keningmu ......seperti kau mengimpikannya saling mendongeng diatas ranjang membelai rambutnya yang terurai indah itu begitu juga dengan rambut anehmu itu lalu kalian tertawa, saling mencubit pipi, telinga, dan hidung masingmasing Aihhhh... Mudahmudahan ini bukan sinetron sayang kuyakin kau juga mengimpikannya karena tak selama cinta itu bodoh cinta bodoh.. hanya betulbetul bodoh sebelum kita mendapatkannya dan itulah yang kita dongengkan diatas ranjang berdua menertawai kebodohan kita yang lalu

...

saya pernah menuliskan ini : Hidup bukan untuk kerja melainkan Kerja hanya untuk hidup selebihnya terserah anda... Lalu saya baru saja melanjutkannya : janganlah mati karena kerja matilah karena nikmat.. selebihnya, terserah anda stengah mati karna cinta juga mati stenga karna cinta bodoh bukan..

...

Kata mereka puisi itu semacam isi hati, atas keindahan, kekecewaan,bahagia, senang, gembira lewat kata-kata.. ...beritahu saya, isi hati perempuan ini, jika katakata yang dituliskannya serupa puisi sudahmi cinta jangan diseriusi hahahaha

sajak cemburu

sajak itu lahir dari rasa cemburu sebab itu dia malas mengunjungimu sekadar bertamu, dan mengucap khabar tapi tak hentinya memikirkanmu suatu waktu dia tak lagi pusing tak diminta juga tak memaksa hanya berkutat dalam rumah memutar kepala jika cemburu dibuatnya sajak baru supaya kau jatuh cinta lagi begitulah seterusnya..

Bulan Ini..

maapkan saya yang belum menemukannya mungkin di lain waktu, saya mencoba menjadi seperti keinginannya.. mencoba menemukan kenginannya itu di bulan ini barangkali itu sebab ia ada Rhamadan namanya, sekali datangnya sebelum pergi tanpa tau akan ketemu lagi seperti bapakku.. mudahmudahan tenang di Sana..

pelangi senja dalam desah

pada senja selintas, tanpa batas diatas terpal koran bekas pengalas ada angin menyapu dan gerimis lalu bunyi seng ikut gemuruh tiga pasang bercumbu di bawah bantal malumalu curi sepintas mereka mencuri waktu tak menikmati perpisahan menatap langit dan pelangi.. barangkali hanya dalam desah mereka berkata : senja memang mempesona

dongeng kata dan kepala

setiap malam di tempat tidur kami selalu bermain makna menyelipkan ingatan bahagia memilahnya, sambil menunggu lelap menjadi bungan-bunga mimpi esoknya, kami sudah lupa dia mengurus dirinya buru-buru beraktifitas supaya dapat gaji menjelang lelap mereka bersua lagi tapi, kata hanya sampai disitu karena kepala pelit, tidak membuka diri takut telat bangun pagi dalam tempurung.. kata dan kepala tak pernah jadi puisi mereka jadi pengantar tidur

cinta bodoh

cinta membuat bodoh seperti kambing yang mengembek di keramaian juga bagai ayam pejantan yang bertengger di tempat eraman betina atau kata gombloh kalo cinta melekat, tai kucing berasa coklat lalu lelaki mengambil pisau menunjuki perempuan “belalah dadaku” dan ketika semua berlalu diingatnya lagi betul-betul bodoh sebab cinta barangkali begitu dikiranya dagelan tertawalah dia sepuasnya

..pelahap bintang..

stiap kali matanya menengadah langit gelap menatap satu bintang kecil agak redup masih berbicara sendiri dia memanggilmanggil peri kecilnya memohon bintang redup itu supaya jatuh di telapak tangannya karena dia pelahap bintang penatap malam berteman peri kecil khayal berbintang kecil,.. sekalisekala dia bercerita peri kecilnya itu.. tak ada yang percaya dia seorang pemimpi di dunia miliknya dan kami menyebutnya si pelahap bintang dia pasti bercerita lagi setelah bintang itu jatuh di telapaknya tunggu saja, sebentar lagi..

Dongeng..

saya mencoba membuat dongeng di kamar kecil saya.. Negeri Katabencana Pada suatu ketika orangorang hanya diperbolehkan mengucapkan beberapa kata saja, sesuai dengan apa yang dilakukannya. jika kau menginginginkan sesuatu, hanya boleh mengucap tiga kata. lalu sejenak berhenti, tidak boleh berkata lebih dari tiga kata sebelum diakhiri jeda. Lebih dari itu akan mendapat denda, dan hukuman cambuk yang berat kepada lawan bicara, karena itu orangorang lebih banyak berkata dalam hati daripada memboros kata lewat mulut, yang konon menjadi kepercayaan dan berujung kebiasaan turuntemurun di negeri itu. Itulah sebuah negeri yang bernama negeri Iritkata. Setiap orang hanya bisa mengucapkan kata seirit dan seefektif mungkin,sebuah negeri dari kerajaan kata yang dipimpin oleh seorang raja, bernama raja Katairit. Negeri dimana setiap orang tidak boleh banyak kata, banyak bicara. Sebuah negeri dimana keheningan bagaikan tradisi yang wajib dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap tahun sang raja yang bergel

Sekiranya Saya Seorang Walikota

Dengan tidak bermaksud menjiplak judul tulisan dari Soewardi Soeryaningrat di surat khabar De Express, 19 Juli 1913 silam. Menyambut Pilkada walikota makassar, ijinkan saya berandai-andai mengenai hajatan yang berlangsung empat tahunan ini. Apalagi, sekiranya saya terpilih menjadi seorang walikota, akan saya gratiskan pendidikan gratis yang menjadi program caloncalon kepala daerah dimanapun anda berada. Tentu saja mudah bagi saya untuk mengucapkannya di hadapan khalayak ramai masssa kampanye. Tetapi sebetulnya tidak begitu, sekiranya saya seorang walikota , pendidikan gratis di Kota Makassar bagaikan mimpi usang antara bumi dan langit jauhnya. Saking jauhnya, saya hanya bisa menghilangkan pungutan liar saja dulu. Jangankan pendidikan gratis, buku gratis saja belum pernah ada-yang ada hanya bisnis-dan tentu saja tidak gratis. Barangkali yang begitu bisa disebut pungutan liar di sekolah. Sekiranya saya seorang walikota, saya akan memanfaatkan semua indera saya sebisa mungkin memantau dan

.....

tak juga kau mengingatku tlah aku kalungkan di hati memori usang yang membuatmu kembali seperti membunuh binatang kecil kesayanganmu dan memakai gigi mereka sebagai kalung tetapi, sudahlah barang usang tetap usang biarkan saja seperti jam dinding bersuara burung kutil yang hinggap keluar-masuk tit tut tit tut tit tit tit tut tit tit saatnya mengingaingat biarkan aku sendiri...

Si mungil ini bernama Yoo

Image
Yoo ye-eun youtube.. ======== telinganya setajam mata pisau barangkali, sekali dengar langsung dimainkan jemari mungilnya itu meraba tuts piano yang panjangnya duakali panjang tubuh mungilnya. umurnya baru lima tahun, geraknya seperti boneka kecil. cacat mata sejak lahir justru membuatnya peka terhadap suara, dia mengiringi lagu si penghibur itu melalui pendengaran dan perasaan yang setajam mata pisaunya... dia hanya bisa membayangkan dalam gelap, wajah orangtuanya, wajah kepedihan itu bersama tuts piano sahabatnya... tetapi dia tidak juga menangis memainkan irama Mozart, Chopin, dan Beethoven yang indah itu namanya.. Yoo ye-eun kami yang menyaksikannyalah--dibuatnya menangis

stand up again by my self..

sebulan total tidak menulis di Blog tetapi setiap Minggu menulis dua naskah adalah dua hal yang berbeda... yang satu kewajiban sementara yang ini hanya sekedarnya. Itulah sebabnya, jika anda penulis blog pasti sulit memutuskan kapan memulai untuk menulis di blog anda.. saya hanyalah pemisalan pemula yang kini merasakannya.. all beginning now.. saya betul-betul merasakan mandek menulis lagi. beberapa penulis 'pemula' yang saya kenal pernah merasakan hal yang sama, tetapi kemandekan menulis bagi mereka tidak selalu ditulisnya dalam bentuk uneg-uneg seperti saya.. dan.. setetes air mata di pelupuk dan hujan deras siang itu, lenyap seketika, jangan menangis lagi

ada yang pergi..

jika ada yang tak menulis sebulan ini kumohon jangan malas menengoknya dia sedang berkabung kehilangan sangat tentu saja ada janji kan selalu diingatnya mudahmudahan selalu harapnya akan terus harap tanpa akhir tuk berusaha seperti janji yang pernah diucapkan oleh bapaknya.. "baik-baiklah nak bapak sudah tak kuat alhamdulilah sudah diberi umur panjang allahuakbar laailahaillallah.." ucapnya terakhir kali sebelum bapak pergi slamanya

bagibagi gratis

jika ada orang antri di penghujung bulan Mei itu berarti akan ada bagibagi gratis bukan tentang kebangkitan nasional bukan pula sumbangan umat budha tetapi ada perayaan kecil berupa oleholeh dari pemerintah, cuci tangan karna minyak padahal sejatinya, mencuci tangan dengan minyak itu berbahaya. apalagi didepan orang banyak tak tau apaapa.. mudahmudahan tidak berebut pikir mereka, itu hanya sedekah sampai kapan..

saking banyak

semakin banyak wajah yang dilihatnya tiap hari membuatnya lupa nama-nama yang menempel di wajah orangorang yang baru saja dilihatnya lagi. kalau dahulu, cukup mudah dia menerkanya, lalu menempel nama pada wajah-wajah seperti stempel jempol jari di kertas kosong barangkali karena dia anggota masyarakat yang terhormat memiliki banyak teman dan relasi, satu persatu cap jempol yang mudah dikenalinya itu perlahan sudah tak berbekas lagi.... cap jempol wajah mereka, identitas yang mudah diterkanya tak merekat lagi, kehabisan tinta barangkali juga selalu berujung uang, sebagai tanda terimakasih

permainan tradisional

Hal yang menarik dan unik dari permainan tradisional itu adalah lagu yang mengiringi permainan. Lagu seolah menjadi semangat dan simbol antusiasme saat kita memainkannya. Meski sulit untuk mengartikan lagu itu secara harfiah tetapi ada pelajaran yang mungkin hendak disampaikan oleh penciptanya. Soal siapa yang menciptakan lagu permainan ini, masih menjadi tanda tanya, karena hanya diwariskan turun temurun. Lagu lojo-lojo misalnya, mengisahkan siklus kehidupan dari pa`kanre yang akhirnya kembali menjadi kotoran.

20 mei di bulan mei

dari banyak bulan yang ada kenapa bulan ini begitu sial kalender kecilku tetap saja hanya satu hari yang berwarna merah, tak berubah... orang-orang mengingat harga daripada memperhatikan kalender unjukrasa dikeluhkan daripada hari nasional dan agama perhatikan di kalender, bulan terburuk di Indonesia adalah tiga hari sebelum ulang tahun mantan pacar, begitu banyak tragedi tragedi melupakan tetapi saya sangat mengingatnya karena hari ulang tahun itu dan tragedi beruntun di bulan ini tebak saja, bbm bbm dan bbm jika terjadi tragedi itu orangorang pasti melupakan nasionalisme di kalender berwarna merah itu karena kalah dengan hari raya agama tetapi masih kalah juga dengan B B M BBM BBM BBM BBM banyak banyak mikir oohh 20 mei

kata penyair..

begitu orangorang selesai melakukan hajatan bergegaslah mencari tempat berteriaklah memanggil namanya menangis sepuasnya, siapkan juga pisau tajam atau silet juga racun sekalian biar mampus harapmu kepada si perempuan tak ada lagi dan sembuhlah kau kata penyair itu bukan pisau juga racun yang kau pakai silet juga tak kau dapati hanya pensil, dan coretan kabur membuatmu mati dan lahir kembali coretan kabur itu membunuh harap dari perempuan pujaanmu kata penyair itu, diucapnya slamat kepadamu selamat datang di dunia sepi

.....

keberuntungan tak selalu melayang rendah sehingga mudah ditangkap. Begitu pula kesempatan baik tak akan datang dengan cara yang kita inginkan. dia tak diduga datangnya.. jangan pernah mengira sesuatu yang berhubungan dengan diri anda, karena bisa jadi itu akan bernasib sial untuk anda sendiri apalagi, mencoba menerka kapan keberuntungan datang pada anda... king henry the second, penulis drama

....

Saya tidak tahu nama judul filem ini. Tetapi, saya masih ingat sepintas, tentang usaha seorang seorang penulis yang ingin hidup dari menulis. suatu ketika dia memaksakan diri menyinggahi sebuah warung yang sangat murah. Karena uang di tangan si penulis masih tersisa lima sen. Ketika dia memesan kopi, seorang pelayan berambut panjang keturunan spanyol mengantarkan pesanan kopinya... Si penulis yang terlena karena kecantikan dan kemolekan si perempuan, lalu kemudian memaksa memberikan sebuah buku hasil karyanya sendiri melalui si pemilik bar. Keesokan harinya, dia si penulis itu lalu menjambangi warungmurah itu lagi dan mendatangi perempuan asal spanyol itu. Dipaksanya perempuan itu, memberikan komentar tentang karya cerita pendek si penulis yang telah berikannya.Tetapi si perempuan hanya bercerita tentang judul dari sampul karya si penuilis itu. Maka marahlah si penulis di tumpahkannya secangkir kopi yang dibawakan perempuan pelayan itu, karena hti yang kecewa. Tetapi, si penulis itu di

Ta'ayush

Goenawan Mohammad Sejarah kebangsaan juga bisa mengandung cerita kekejaman, meskipun sebuah bangsa semestinya dibangun dari ta’ayush. Ta’ayush adalah kata Arab yang berarti ”hidup bebrayan”. Kata ini tak istimewa, tapi terasa luar biasa di sebuah negeri di mana ”bangsa” bukan saja sedang terguncang sendi-sendinya, melainkan juga terancam oleh saling membenci. Negeri itu adalah Israel. Ia bulan ini ber­umur 60, dengan kegundahan yang dulu tak terbayangkan ketika ia dinyatakan berdiri pada 14 Mei 1948. Di tengah kegundahan itulah pada tahun 2000 sejumlah warga Israel memakai ta’ayush untuk jadi nama sebuah organisasi. Ia terdengar seperti bagian dari sebuah agenda mulia namun mustahil. Tapi statemennya yakin: Kami—warga Israel keturunan Arab dan Yahudi—hi­dup dikelilingi tembok dan kawat berduri: dinding pemisahan, rasialisme, dan diskriminasi…; dinding penutup dan pengepungan yang mengurung orang Palestina di daerah pendudukan di Wilayah Barat dan Gaza; dinding peperangan yang mengelili

....

Berteman dengan waktu... katakata ini, amat menyentuh ketika saya menyaksikan filem 'Bird Flu In Amerika'. Dan saya kira memang sebaiknya kita berteman dengan waktu untuk sebuah masalah yang lebih besar. Ibarat deadline waktu bisa membunuh, tetapi juga bisa menjadi teman yang baik. Tetapi sebaiknya dia menjadi teman yang baik. Entah berapa yang mengupas masalah waktu ini. Mulai dari Stephen Hawkins hingga relativitas einstain adalah yang berkutat di dunia waktu.. segalanya tentang waktu kalau tak bisa bersahabat dengannya maka barangkali celakalah kita... karena waktu adalah tangan-tangan tuhan yang mutlak, dan itu kita ketahui.. maka jangan menunda sesuatu, berlomba-lombalah untuk sesuatu yang baikbaik..

..angka 23...

pilihan menegaskan hidup kita sebagai manusia jika ada akhir dari sebuah cerita, barangkali itu bukan akhir yang bahagia Tetapi.. bisa jadi, jalan itulah yang terbaik diantara pilihan terburuk sekalipun.. jangan pernah memilih apalagi dengan angka bernama 23 , 32 , 5 , 3+2 ....= 23

Mak..

Goenawan Mohamad Pada suatu peringatan 1 Mei, sejumlah buruh ditangkap, termasuk Pavel—dan Maksim Gorky menulis novel Mat’. Pramoedya Ananta Toer menerjemahkannya dengan Ibunda. Saya kira kata yang lebih cocok adalah ”Mak”. ”Ibunda” memang mengandung rasa hormat dan hangat, dan tokoh novel ini, Pelagedia Nilovna, perempuan yang mendampingi anaknya dalam perjuangan buruh itu, patut disebut dengan sungkan dan sekaligus mesra, bak Maria yang melahirkan Yesus. Tapi, dalam bahasa Melayu, ”ibunda” adalah kata panggilan di kalangan atas. Panggilan ”mak” lebih lazim di lapisan rendah masyarakat. Namun Pramoedya tak sepenuhnya keliru. Pilihan judul itu mencerminkan paradoks karya sastra yang hendak mengobarkan semangat perjuangan: menyatakan diri bagian dari ”realisme” tapi condong ke arah mitologi. Tokoh Mat’ didasarkan pada kisah nyata Anna Zalomova yang berjalan ke mana-mana menyebarkan pamflet revolusi setelah anaknya ditahan polisi dalam sebuah aksi massa. Tapi, dalam novel ini, sang ibu—d

anak-anak rahasia

kita makan apa hari ini mama seperti biasa sayang, hanya roti yang dibawakan kakek. Seperti inikah roti.. mama. dimanakah kakek mendapatkannya mama.. di seberang rumah tetangga sayang bisakah kita berjalan-jalan ke tempat itu mama apakah kita bisa mencarinya lewat lorong rumah ini mama kita pergi bersama adik-adik yang lain mama, bisakah mereka ikut juga.. apa tak ada tempat lain selain ruang ini mama.. dimanakah kakek berada mama.. kakekmu adalah ayahku sayang.. dia memperkosaku. dan disekapnya kita di tempat inie selama 24 tahun sayang... kakek orang yang kejam membakar kembaranmu dalam tungku api yang panas, membiarkan adikadikmu sakit tanpa pernah peduli sayang. juga membunuh kembaranmu saat kau masih bayi sayang. di tempat inie dia memasukkannya dalam oven sayang. di sebuah tempat sederhana, kumuh ada kakus kamar mandi dan ruang memasak.. tapi..Ibu juga takut..kita harus melarikan diri bersama adik-adikmu yang lain..

Ini Pagi, Kata Kartini

Goenawan Mohamad It is morning, Senlin says, and in the morning Should I not pause in the light to remember God? –Conrad Aiken. Ini pagi, kata Kartini, dan bila pagi seperti ini, ia akan berangkat kerja, naik ojek dengan motor yang guncang, terpekur di sadel plastik yang gelap, mungkin mengingat ujung mimpi, mungkin mimpi. Ini pagi, kata Kartini, dan bila pagi seperti ini, ia akan turun di pengkol gang yang patah, sebuah lorong dengan nama seorang haji, dan akan menyusuri aspal kusam, dan akan membayangkan dirinya menyanyi, mungkin sebuah lagu Dewi Persik, mungkin sejumlah goyang, sejumlah angan-angan, mungkin fantasi. Ini pagi, kata Kartini, dan bila pagi seperti ini, di tempat kerja itu, di sebuah panti pijat, si asisten pemilik usaha akan berkata kepadanya: ”Jangan lupa gembok.” Dan ia akan mengambil di lokernya celana-dalam seragam yang hijau itu, dengan retsliting mengkilap, dengan gembok kecil yang merah. ”Jangan lupa gembok”. Aku tak akan lupa, tak akan lupa. Gembok itu melindun

d u e l

Sudah lama aku ingin berontak Tetapi, seperti cerita-cerita silat Aku ingin berlatih dulu. Berlatih dan bertapa di sebuah hutan belantara Dan jika waktunya tiba nanti Kita pasti akan berduel.. serahkan saja kepada mereka yang bernama khalayak......

Play Group Bocah Tua

ada sebuah tempat, di dekat rumah kami Jalan Ali Malaka, dimana orang tua berkumpul ria layaknya tamankanakkanak. di kerumunan itu berkumpul tukang becak, tukang parkir, ketua RT, pedagang kaki lima, broker rumah dan tanah serta pemain kecaping. Selain itu ada juga pengusaha barang bekas, makelar Pilkada maupun pebisnis malam. Jika hari sabtu tiba, ramai-ramai mereka mengadakan pesta minuman keras serupa Ballo', minuman khas Makassar yang dibungkus jerigen. setiap hari senin hingga jumat, atau sekitar pukul sepuluh pagi, satu persatu mulai berdatangan di tempat itu. satu persatu orang tua, alias sudah berkeluarga, bahkan ada yang bercucu berdatangan ke tempat itu. Tiba pertamakali tentu saja si pemilik warung pedagang kaki lima yang memiliki meja panjang di samping lapak dagangannya. Di meja panjang itulah hampir setiap hari mereka berkumpul ria layaknya taman kanakkanak, sekedar bermain kartu domino yang diramaikan dengan menjepit telinga berupa jepitan jemuran yang biasa dipakai

H o p p l a !

Goenawan Mohamad ... Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam. Hari-hari ini, ketika ada rasa cemas bila puisi jadi suara yang tak taat dan seni tak alim, saya ingin mengingat Chairil Anwar. Ia meninggal, mati muda, 28 April 1949. Bagian penting dari 27 tahun dalam hidupnya intens, bergairah, gemuruh, dan khaotis. Ada satu kalimat goresannya sendiri yang tertulis di secarik kertas: ...wijsheid + inzicht tidak cukup, musti stimulerende kracht + enthousiasme. Chairil tak ingin cuma punya kearifan dan wawasan. Baginya manusia perlu ”daya rangsang” dan antusiasme. Dalam sebuah pidato pada 1943 Chairil mendahului paragraf pertamanya dengan sebuah sajak: Mari berdiri merentak Diri-sekeliling kita bentak Kehendak menggugah (me-”rentak” dan mem-”bentak”) itu bagian dari yang disebutnya sebagai ”vitaliteit” atau ”tenaga hidup”. Dalam seni, menurut Chairil, ”tenaga hidup” itu selalu muncul sebelum keindahan, berupa ”chaotisch voorstadium”, tahap pendahulu yang galau, yang khaotis. Kreativita

diatas kartini

mereka bukan kartini tetapi perempuan perkasa di jaman ini, perempuan yang berada diatas kartini kukira.. Ibu Ludya.. pengantar bambu menghidupi seorang anaknya yang masih SMU Ibu Hanapia.. pengemis pesakit kusta menghidupi anak dan suaminya yang lumpuh ibu Ecce.. pemulung glas plastik menghidupi anaknya yang bercitacita tentara mereka tak tau lagu Ibu Kita Kartini tak pernah sekolah sebagaimana kartini mendobraknya tetapi yang pasti mereka punya semangat untuk tetap bertahan hidup di jaman ini, jaman yang tak membolehkan mereka menyerah demi...ya ...demi sesuap nasi dan harga diri pada anakanaknya kelak.

....

aku mencoba merunduk seperti padi yang tlah layu tak tahu mau apa tak kenal diri skalipun dunia ini begitu luas ternyata dan ada sisi lain di luar sana maapkan saya.. saya masih harus mencarinya di luar sana sesuatu yang indah tentunya karna indah bagi mereka tak lagi sama denganku

Kaligrafi

Goenawan Mohamad.. Sepotong sajak Turki dari zaman Usmani tertulis di antara bingkai yang dilukis dengan warna keemasan: sebuah sajak yang cantik dan sebuah karya kaligrafi yang piawai. Di sudut disebutkan: inilah buah tangan Rikkat Kunt (1903-1986). Penjelasan lain menyusul: Rikkat adalah seorang perempuan juru kaligrafi Turki yang terkemuka justru di masa ketika Kemal Attaturk mendekritkan bahwa Turki baru harus mengganti huruf Arab dengan huruf Latin. Artinya, para seniman kaligrafi adalah makhluk yang terpencil dan hampir punah, dan Rikkat Kunt lolos dari keterpencilan. Ia menang dalam kompetisi nasional seni kaligrafi dan dapat posisi mengajar di Akademi Seni Rupa Istanbul. Tapi ia tak akan diingat orang seandainya karyanya tak ikut dipamerkan di Museum Louvre pada tahun 2000. Dan seandainya tak ada Yasmine Ghata. Pada 2004, dari perempuan yang waktu itu berumur 31 itu terbit sebuah novel pertama, La Nuit des Caligraphes. Hidupku berakhir pada 26 April 1986: umurku delapan puluh t

cecak bisu

kau bercerita tentang rahasia jangan bilang siapasiapa lalu diam kau menunggu banyak suara kau sembunyikan layar tivi tak kau nyalakan pintu kau rapatkan kipas angin, pun kau matikan hanya suara cecak kau harapkan biar nanti didengarnya Binatang merayap itu harap terkabul rahasia jangan bilang siapasiapa kau menyukainya cecak itu hanya diam barangkali tak terkabul cerita rahasia jujur kau menyukainya jangan bilang siapasiapa hanya saya dan cecak bisu itu jadi saksi tengah malam

kita berkarya kita sembunyi

di makassar, kita belum sampai pada titik mumpuni untuk dibilang penyair. Kecuali ada beberapa, tetapi tidak usah menyebut namanya. Biasanya ada yang terjebak ketika salah satu diantaranya kita bilang penyair. ramerame kita menyerang mereka atas nama 'penyair makassar' yang mengatasnamakan penyair. suatu waktu kita yang merasa tetap berkarya hingga dikatakan penyair nantinya akan digerayangi dari segala arah itulah sebabnya kenapa para penyair yang bahagia, hidup jauh dari hingar bingar kehidupan kota, tetapi menikmati keindahan kota di kejauhan. mereka tak terjamah, karena tinggal di tengah rawa tetapi begitu tahu menggambarkan kehidupan kota dibanding para penyair yang hidup di kota mereka tak terjamah dari serbuan kritik aneh keberpihakan sajak mereka lahir dari hati yang bukan pesanan, hidup jauh dari hingar bingar, juga membunuh ego mereka tentang penyair

Fitna

Goenawan Muhammad... Kita hidup di sebuah zaman ketika benci bisa jadi advertensi. Jika tuan teriakkan rasa muak, geram, dan tak sabar tuan kepada sekelompok manusia—dengan teriakan yang cukup keras—tuan akan menarik perhatian orang ramai. Tuan bahkan akan dapat dukungan. Geert Wilders tahu betul hal itu. Dalam umur 44, politikus Belanda ini adalah sosok yang cocok bagi zaman yang celaka sekarang. Tiap kali ia mencaci maki orang imigran—para ”non-pribumi” muslim yang hidup di Negeri Belanda—ia dengan segera tampak mumbul seperti balon jingga di langit Den Haag. Dalam sebuah wawancara dengan harian De Pers pertengahan Februari 2007, inilah yang dikatakannya: ”Jika orang muslim ingin hidup di Negeri Belanda, mereka harus menyobek dan membuang setengah dari isi Quran.” Katanya pula: ”Jika Muhammad hidup di sini sekarang, saya akan usul agar dia diolesi ter dan ditempeli bulu ayam sebagai ekstremis, lalu diusir….” Syahdan, 15 Desember 2007, radio NOS pun mengangkat Wilders sebagai ”politic

dua pasang

ada dua pasang mata, masingmasing siap beradu raguragu, dag dig dug masih belum mulai ada dua pasang tangan juga ragu saling meraba hanya suara ketuk, tak tak tak juga masih belum mulai lalu bertanyalah adakah selembar celana yang punya dua pasang kaki kalau begitu kuberitahu mereka sudah mulai sembunyi dalam sarung

pagi ini tak cerah lagi

Di sudut kamar temaram, seorang anak kecil terbangun ketika matahari mulai terbit, kala radio usang tersiar : "Pagi ini cerah untuk melakukan aktivitas" Anak itu berlari mengambil karung di sudut kamar yang lain. Kemarin ia tak dapat apapa, dari karung kecilnya. Hanya pukulan dan tamparan oleoleh dari bapaknya. Pagi ini mungkin tak cerah lagi. Pagi-pagi buta ia menikam bapaknya dari belakang dengan segenggam pisau. Di sudut kamar yang lain, radio tersiar : "Pagi ini awan tampak gelap tandatanda akan turun hujan mengguyur kota" ================================================== nb.. sajak ini lahir tahun 2005 di bulan oktober..

kenangan kata

sekata punya utang pada sebaris kalimat untuk mengucapnya dalam bentuk indah serupa puisi sepagraf menengok janji di sepanjang kertas putih mengisi tiga lembar ceritapendek berujud cerpen di sepanjang bab bercerita kata kalimat paragraf malumalu muncul karna hebat dikata novel wahhh.... kata tak selalu indah bukan juga kalimat apalagi paragraf maka tulisan indah ajaran guru sekolah dasar senilai seni hak mereka tak bisa semerdu puisi mencipta setiga lembar cerpen juga mau mereka tak bisa membuat tangis dan bahagia karna novel karna kata milik semua telahnya dibaptis oleh tuhan dan dijunubkan kesaksian bersemedi di alam kebenaran terlahir kembali dari sejarah mari bersenandung kenang kala belajar memegang pena dan menulis sehuruf mencipta kata ia lebih indah serupa puisi ia memenuhi janji melebihi cerpen ia pun membuatku lebih tangis dan bahagia ada seorang, hanya dia yang kutahu tak bisa mencipta kata, mencipta huruf indahnya alamak, maka menulis baginya memahat kata dengan seni pada b

cerita si kecil dan penyair

waktu kita kecil, bersama para penyair, senang sekali kita bercerita tentang kepandaian mencari ide, memahatnya dalam sebuah metafora indah sederhana bersahaja tidak anehaneh semisal tiang parabola. waktu kita kecil, juga bersama para penyair, kita senangsenang disanjung dan dipujapuji. waktu kita kecil, kini, para penyair tidak pernah lagi bercerita kepandaian, tidak juga senang dan dipujapuji. waktu kita kecil para penyair, tidak seperti pandai besi lagi, yang hanya memandangi karyanya seorang diri, melihat lihat bilah pedang dari ujung hingga pangkal pegangan. waktu kita kecil, penyair sudah besar, juga melampaui si tukang besi. kita yang masih kecilkecil memang terlambat besar. si penyair malahap kata setiap hari, si kecil masih kekurangan gizi. waktu kita kecil dia sudah besar, teramat besar sampai lupa waktu kita kecil, pernah bercitacita menjadi tukang pandai besi...

..kenal dongeng buku..

adalah hari.. ketika seorang guru membacakan cerita anak untuk kanakkanak : "si bengal anak yang malas setiap hari kerjanya tidur si bengal tidak punya kerjaan....." juga ada hari di masa kanakkanak, seorang guru membaca di depan anakanak kelas : "ini ibu budi ibu budi pergi ke pasar mana kakak budi..." tetapi nyaris tidak ada hari ketika guru membaca dongeng sastra kanakanak di kelas anakanak..dongeng yang mereka anggap itu hanya ibu budi dan si bengal.. "itu bukan buku dongeng, anakanak itu hanya buku bahasa indonesia yang tidak lagi C B S A !!" ........................................CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif)............. Children's Book Day, on 2nd april

hitung senja

waktu adalah kata yang kau urai hanya sepanjang senja lalu kita berhitung satu tambah satu jawabnya dua sesekali senja datang tak sampai satu satu jam kita sepakat menambahkannya satu lagi menjadi tiga sore itu memang senja datang tiga jam lamanya dalam seminggu kita berhitung lagi perihal berapa lama kita menatap senja kita mengirangira ada 19 jam menatap senja selebihnya kuserahkan kepadamu untuk menghitungnya saya lelah juga tak tahan karena cuaca berubahubah kini.. saya mengurai waktu adalah bukan hitunghitungan senja seperti cuaca dia berubahubah barangkali dia seperti dirimu..malumalu sembunyi dibalik kelambu senja dan itu melelahkan untuk berhitunghitungan

tukang pos..

kalau ada tukang pos berteriaklah memanggilku itu pertanda kabar. tetapi biarkan tukang pos itu sejenak berlamalama di depan pintu. biarkan dia seketuk dua ketuk memanggil lewat pintu kayu jika dia tak berniat memberikan ketukan ketiga dia akan meletakkan surat di bawah pintu…… dan itu pertanda buruk ada yang tak pulang hari ini barangkali dia tewas itu bukan salah pak pos

jika wajahmu seperti..

# bulan menenun awan yang bergantian di gelap sunyi dan aku hanya bisa memuji di teropong bawah sana # bintang kecil kebanyakan tapi paling terang dan aku memuja mengharap itu bintangku # madat yang sudah dimasak dan aku tinggal candu pengganti rokok dan asap kepul yang kaubenci # pigura senja yang tenggelam, dan disitu hanya ada aku yang menatapmu seorang diri di dermaga setelah itu... tak ada lagi candu dan kebiasaan buruk menuai kesunyian..

lelang sajak

entah berapa yang membaca sajak itu sudah lima hari dia masih menempel di tembok itu, dia dan beberapa sajak lain berbisik : bacalah aku yang mengandung isi kehidupan kita berjalan menuju jalan yang hampirhampir benar.. dan yang lain juga mengharap : bacalah aku bacalah aku karena aku menuntunmu selami saja maknanya aku juga tak memaksa ada juga yang cemas : jangan melupakanku sembunyikan aku di batok kepalamu biar nanti menyatu sajak itu masih menunggu dan yang lain berguguran satusatu dicabuti hanya tinggal sajak itu barangkali dia menang dalam lelang seadanya dia bertahan sampai lusuh sampai tak terbaca lagi.. esoknya, masih menanti sajak baru juga mereka, berbisik dan berharap ingin jadi lusuh tak terbaca itu berarti menang lelang di tempat seadanya sesederhananya

meneropong bukan berjejak

dunia berlalu begitu saja dan saya meneropong kejauhan hanya melihat lewat layar tanpa jejak kaki sedikitpun kalau berjejak barangkali hanya mata karena dia meneropong, dan kini kepala sisa mengurai apa yang terjadi diluar sana merekareka mungkin saya bisa kesitu tetapi hanya tempat itu itupun kalo beruntung karena kaki tak punya cukup waktu meninggalkan jejak di banyak tempat jadi orangorang hanya bisa melihat lewat teropong atau bisa juga mendengar ceritacerita mereka yang pernah berjejak kesana.. lagilagi waktu.. kini sudah malam senja sudah pergi saatnya beranjak pulang mengurai apa yang terjadi disana..

ditunggu kisah potter di Indonesia

dimisalkan komplotan jaksa adalah sekumpulan kementerian sihir. para koruptor kita tokohkan sebagai pelahap maut. KPK kita tokohkan sebagai auror atau dementor juga boleh. orde phoenix kita perkenalkan kepada mereka yang suka protes adalagi syamsul nursalim adalah.. kau tau siapa yang tak bisa disebutkan namanya.. lalu.. siapakah Dumbledorenya.. siapa hary potternya.. dan temanteman hary yang selalu bersemangat itu..

chairil anwar berpuisi

kami yang mengenal kau, hai tim sukses sudah mengetahui segala maksud hatimu menghisap suara rakyat tanpa janji yang disaring tetapi ingat saja ! tak selamanya bung kau tak dapat minum melulu

bernapas lagi..

aku telah kehilangan nyanyiku yang merdu lapar juga telah meletihkan sukmaku apapun kedalam kalbu tak bisa masuk walaupun lagu yang sederhana cantik kekasih tak memberi ilham bagaimana kudapat jadi demikian dengan laguku ini yang indah nian ingin kurebahkan saja badan yang lelah diatas rumput yang berembun basah puihh.. impian nan indah sudahlah lenyap melesu di sunyi senyap

bahagia..

Cerita ini telah lama kutitipkan pada embun yang datangnya subuh hari. Telah kubisikkan pada nyala lampu yang samar. Dan aku hampir saja lupa sebuah cerita kalau kau paling tak suka tak diacuhkan. Sesaat setelah hujan, tak ada awan katamu. Tetapi aku bilang diatas sana ada bintang yang gemerlapan meski kecil, masih ada yang takjub barangkali seperti aku. Tetapi kau masih ngotot menurutmu gumpalan awan akan terasa indah jika dia diberi warna. Dan kau ngotot, aku hanya bisa tertawa. Lantas kita berdalih tentang lebih banyak hal lagi. Kaupun bertanya tentang langit dan pendapatku tentang apakah hanya kita saja mahluk cerdas yang mendiami galaksi ini. Tentang mengapa bintang begitu banyak. Tentang benarkah blackhole melahap setiap cahaya dari semua bintang yang begitu banyak ditangkap mata kita berdua. Lalu aku ingat kata terakhir, sebuah pertanyaan. Apakah engkau punya segala hal yang berbau mistis yang berhubungan dengan mahluk luar atau sebagainya. Ucapmu dengan nada yang penasar