Posts

Showing posts from January, 2009

menunggu reda

belum juga usaikah atau saya salah menerka menunggu usai yang tidak redareda akhh bodohnya menunggu reda yang aneh itu saya kira seperti hujan kalau begitu lanjutkanlah hujan sudah reda saya keluar dulu kabari saya jika baikbaik saja

angko Pong yang bijaksana

saya tau kau tidak mengenalnya. ia bukan penyair, bukan politisi juga bukan pemain sinetron. matanya sipit, rambutnya putih, tubuhnya kekar, juga pandai berbahasa lantang, bahasa makassar. saya juga tau dia bukan cina totok. seharihari saya mengamatinya. angko Pong, barangkali hanya memiliki selembar baju dan celana yang ituitu juga. saya pikir dia kaya, karena seharihari mengawasi mobil kanvas yang masuk di gudang dekat rumahnya. makanannya hanya kopi hitam pahit yang kental dengan sedikit gula serta sebungkus rokok kretek. ceritaceritanya kadang terasa hambar mengulang satu duakali yang ituitu juga. tapi kami yang mengenalnya sangat tau-ia setia di tempat itu. tempat melepas lelah para pekumpul pemain domino di warung kopi sederhana tempat tukang becak mengutang. rumahnya tidak jauh dari warung dan biasa tergopoh membawa kunci buka gudang jika mobil kanvas telah tiba. adikadiknya kini menggunakan mobil dan memiliki segudang usaha dagang. ia tidak menikah entah karena sesuatu yang tid

saya orang indonesia

Saya cenderung bertanya-tanya kenapa kita-termasuk saya, cenderung mudah untuk korupsi. Suatu kali saat saya berbelanja di warung kopi milik seorang teman. Tanpa sadar saya mengikhlaskan uang kembalian dua ribuan rupiah, dari belanja rokok sebungkus seharga delapan ribu rupiah. Saya juga tidak tau apa yang menyebabkan saya tidak meminta uang kembalian itu. Namun dari supuluh ribuan uang yang saya berikan. Saya menunggu gerakgerik si pelayan, saya tau dia sedikit menyibukkan diri mengambil waktu untuk mengembalikan uang kembalian saya. Akhirnya saya pun urung meminta kembalian itu dan berpurapura menjauh dari si pelayan. Ternyata benar, diapun tidak menggubris saya. Waktu saya kecil, saya seringkali mengingat perkataan bapak saya. " Apalah arti uang segitu, kalau dibandingkan pemberian tuhan sama kita." Perkataan itu seringkali saya dapati saat menemani bapak berbelanja di warung peot kaki lima seberang jalan. Lalu, tidak jarang bapak juga menyuruh saya membeli rokok seharga e

teriak dan hujan reda

karena merasa dingin oleh hujan di luar sana saya mengendap masuk diamdiam di ruang ini sesekali masih juga saya mengintip dari jendela orangorang masih berteduh dan bercakap ria cukup ramai di luar sana oleh ceritacerita peluh tapi disini tidak ada perapian yang hangat kita hanya saling menatap menunggu hujan gigitgigit kuku bagai kalah perang dalam judi bola jika menang kita teriak tentu saja : 'eureka eureka eureka..' lalu kita ikut teduh di luar sana biar rame hujan kita lewati oleh cerita peluh mereka hingga akhirnya cerita ini ikut peluh saya kembali lagi diamdiam di ruang ini sambil gigit kuku berharap ada cerita lagi biar bisa teriak atau menunggu hujan reda

hari jadi aan

hujan sudah hampir kering kau tatap kepalamu semakin banyak ditumbuhi pepuisi kecamatamu sudah melebihi saya istrihatlah sejenak, supaya segar biar tetap tahun lahirmu di angka 1982 lain waktu ceritalah tentang tukang KTP baru yang begitu harap senang kau ubah tahunnya sesukamu

selamat ulang tahun kepada kamu (blog saya )

saya hampir lupa kurang lebih tiga tahun kau banyak mendengar keluhan saya dan setiap seratus tulisan saya merayakanmu selamat ulang tahun yang kedua kalau begitu..

sejak sajak cinta

saya mulai mengenalmu semasa culun di sekolah dasar tapi sama sekali buta kalau cinta itu biasa di matamu perasaan itu hanya biasa datang lewat buku cerita heroik belumbelum ada sajak atau puisi sama sekali merasakan tentu saja, apalagi lewat kisah kopingho saya mengira engkau sederhana dan bersahaja memang sederhana tapi tidak bersahaja ituitu saja dari cerita kopingho sampai donal bebek belum saya dapati yang sepertimu saya memulainya dengan membolakbalik kata tapi tetap saja tidak menemukanmu sampai ketika saya mencari kertas di bawah kolong meja mendapati kucingkucing kecil tertidur pulas ditetek induknya saya tau sekarang kamu disitu rupanya tidak jauhjauh merumit cinta yang ituitu juga

persiapan UML

di sebuah warung kopi, pekumpulan para caleg bikin saya linglung beberapa diantara, ada saya kenal dahulu aktivis kampus ada juga tukang domino di mace-tempat nongkrong kami rupa-rupa mereka tidak mengenal saya, tapi saya kenal dia-dia si anu si itu, kalo ngomong hebat minta ampun sampe bergidik ini bulu kuduk kalo bisa seperti mereka tapi itu dahulu di sebuah warung kopi saya bersua lagi lagilagi dibikinnya meja bundar ada yang berkoko, ada pakai sarung selebihnya necis pake sepatu pantofel mereka berubah cepat sekali kayak superman-superboy langsung lari ke ruang ganti berseragam yang sama. Pantofel dan necis tentu saja kalo berjalan : "prak-prak-prak" nenteng komunikator : "auuuauuu-- sunrise-sunrise" wow nge jazz pula ringtone-nya tapi dahulu dan sekarang sama saja selalu seragam si merekamereka itu pake sandal-kaos oblong ke kampus rokok sebatang ngutang di mace sekarang meremereka mendaftar masuk sekola baru kiranya ada ospek juga disana mereka lagi persiapan

....

Image
bukan melulu ituitu saja bisakah kita tidak membilang ituitu saja saya pergi ke pasar saya lagi makan saya lagi minum saya lagi mengobrol saya lagi berkunjung ke tempat ini yah.. seperti perkataan teman, bosan melihat mereka menulis makan ini makan itu bikin anu bikin situ.. ... knapa ngak bikin anak sekalian atau kenapa ngak jadi binatang jalang sekalian itu luar biasa bukan tidak seperti tukang monyet keliling si anu pergi ke pasar.. si itu lagi makan ice cream hahaha saya juga kalo begitu mo mengabarkan ada reunian dengan para tukang sapu jalanan hari ini..... | --- lelaki perlu datang bulan juga keknya --- |

mimpi lewat mimpi

PSP : saya sayang kamu, karna kau matahariku.. sengaja saya mengirim ini di waktu tidurmu biar saya bisa datang diamdiam menyapamu juga supaya kita tidak butuh sms dan panggilan tak terjawab membuat kita samasama kaget namanya psp, pesan sajak pendek tapi sayang sekali penghubung lewat mimpi tak kau aktifkan padahal setengah mati saya membuat katakata ini tidurmu nyenyak barangkali atau kau memakai gelang, kalung cincin putih tahan mimpi juga barangkali kau membaca ayat kursi sebelum tidur supaya mimpi tidak datang tapi sayang sekali pesan sajak pendek belum ada diciptakan penghubung lewat mimpi juga begitu jadi panggilan tak terjawab tadi siapa siapa...