Posts

Showing posts from March, 2009

diskon amal

Saya mau memulainya dengan barangkali. Kata ini, sangat pas dan masuk akal untuk menerka sesuatu yang tidak sebenarnya asal-asalan. Dengan tidak bermaksud, melampui Tuhan yang Maha, saya mencoba menerka-nerka sesuatu yang terjadi ke depan dengan keadaan saya yang sebenarnya. Asumsinya, saya percaya Tuhan dengan segala hal yang bermakna dan sangat terkait dengan diri kita sebenarnya. saya ingin mengandai Tuhan sebagai teman yang baik, penunjuk jalan-tempat kita tersesat. Jadi, ijinkan saya bercurah hati kepadanya (dengan tidak memakai huruf besar).. Saya pernah kecewa yang betulbetul kecewa. bahkan kepadamu saya menyerahkan diri ini sepenuhnya untuk kaubawa sebisa dan sejauh mungkin, dari sesuatu yang mereka anggap tabu. Tetapi tidak dengan mencaci ciptaanmu yang paling mulia sekalipun. Bagaimana pandanganmu dengan sesuatu yang kauanggap tabu namun tidak bertanya kenapa. Diantara banyak ciptaanmu yang sejenis dengan saya, mereka hanya berserah diri kepadamu dengan mengucap kalimat pujap

di sekarat tiba

saya lupa pernah sekarat sama lupanya, sesering kau mengucap kalimat itu berulangulang di depan mata, hidung, dan bibir kita yang hampir berangkulan meminta saya mengatakan sebab, kau menunggu di sakit sekarat pembaringan mengigau kau sejujurjujurnya menahan kantuk demi setia mendengar tiga kata itu ibu saya yang baik itu, juga tak sanggup menahan air mata bukan demi saya tapi waktu yang tak habis kaugunakan kabur di tempat kerja sejam lebih awal dan berjamjam lebih lama dari jam kantor sekalipun hingga lupa bahwa kau telat lagi berdandan lagi, kusut sekusutkusutnya, tak sadar kau cantik sebenarbenarnya lalu, di sekaratmu tiba, entah mengapa saya mengingat kejadian itu dan berharap kau mengucap igau, lewat kalimat yang berulangulang di bibir telinga berharap bunyibunyi suara itu sampai sedalam sadarmu dan mengabulkan permohonanku mengucap tiga kata terakhir kau mengucapnya sayang, dengan menambah sekata lain yang sesal seumur hidup tidak lupa sekata itu untuk selalu mudah mengucapnya k

nasib puting guling

di puting guling ia lelap melalap rindu perempuannya sehabis membaca kitab kuning dan ditangisi ranjang sepi berharap mantra perempuan datang di bantal empuk waktu mengeja huruf kuning bantal tertawa segeligelinya melihat ia memegang puting guling di tangan kiri bantal tertawa itu hanya jadi alas duduk dibelaibelai di puting mantra semalam suntuk ia terlelaplalap oleh cecer ludah di puting bantal guling

kunang kenang

saya masih ingat kalimat singkat di buku jadwalmu tentang kunangkunang yang membilang sejenis kumbang bercahaya kau menggambarnya merdu sekali serupa kicau burung malam juga selihai kita menguntitnya di pematang sunyi belakang rumah kalimat itu hanya selintas di lembaran depan buku jadwal sesekali kaurindu di sebab sibukmu masih juga kauliat coretan tangan tentang kunang kenang di kening kita

b e d a i t u

kita harus membuka baju kita sama telanjang biar bisa salingliat satu sama lain dengan begitu, kau dan saya tidak perlu malu kita memang tidak serupa ruparupa kita, hanya acakacak belaka cacicaci kita, juga debatkusir semata tapi acak rupa dan caci kita bisa sama tidak kusir kalau kau dan saya mengalah saja Tuhan tak pernah memihak bukan !

lesung kanan

kado apa yang kauberi sementara, di lesung kiri samping bibir sumbingnya kentara sekali simpan saja kado itu di simpang pintu diamdiam bersabarlah.. pasti kan dipintanya di simpang waktu kalau sumbingnya di lesung kanan ia pasti menyukainya siapkan saja senyum sunggingmu